Tanjab Timur, WARTA MASSA - H. M. Saing Upe. Dilahirkan di Lamata Gilireng. Sebuah kampung yang berjarak kurang lebih 3km dari Anak Banua Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, pada tanggal 17 Agustus tahun 1930, 15 tahun sebelum Kemerdekaan RI diproklamirkan. Selain dikenal sebagai seorang yang memiliki darah pejuang dan pemberani beliau juga memiliki kedekatan Emosional dengan orang orang Dalam bahkan dengan keturunan Raja raja Wajo ketika itu. (mungkin kita masih ingat ketika salah seorang Putri Raja Wajo pernah bermukim di parit2 Pangkalduri sampai sekian lama yang biasa kita kenal dengan sebutan Fung Datu)
Karena memiliki Jiwa Pemberani dan karakter Kepemimpinan yang kuat, akhirnya beliau diangkat sebagai Wakil Kepala Kampung di Lamata. Dan dengan itu pula beliau akhirnya ditunjuk menjadi Tentara Pelajar dan Intelijen TNI setelah masa sesudahnya.
Ketika tahun 1957 pada usia 27 tahun, Karena terjadi pergolakan di Sulawesi, akhirnya Beliau memutuskan untuk Merantau ke Jambi bersama beberapa rombongan dan menancapkan jejak pertamanya di parit4 Desa Pangkal Duri. Setelah 2 tahun menetap beliaupun akhirnya terpilih dan dilantik sebagai Kepala Desa ke 2 Pangkal Duri saat ini masuk dalam Wilayah Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) setelah sebelumnya dijabat oleh Fg. H. Ambok Pairu (paman sekaligus mertua beliau sendiri).Bisa dipastikan Beliau adalah Kepala Desa terlama sekabupaten Tanjung jabung, bahkan mungkin seProvinsi Jambi (yakni 36 tahun dari tahun 1972 sampai dengan tahun 2008. mengalahkan masa jabatan Presiden Suharto selama 32 tahun).
Selama menjabat sebagai Kepala Desa bisa melihat dan merasakan banyaknya perubahan yang mewarnai wajah desa Pangkalduri dari waktu ke waktu. Penataan tata ruang wilayah, pembentukan masyarakat yang harmonis antar suku dan agama, membangun solidaritas sosial, gotong royong dan rasa kebersamaan serta persaudaraan sesama. Mendorong semangat berolah raga dan berkreativitas. Memupuk hubungan baik antar desa dan pemerintahan. Semuanya bersinerji, sehingga wajar jika pada akhirnya Pangkalduri dikenal sebagai desa Teladan dan Terbaik dalam semua Aspek. Kita tentu berbangga, Desa yang terpencil seperti ini ternyata mampu untuk berbicara dan berkarya mewakili Provinsi Jambi dalam Lomba Desa Tingkat Nasional yang menghantarkan beliau untuk bertemu muka langsung dengan Presiden Republik Indonesia Suharto di Istana Merdeka Jakarta.
Beberapa foto yang dulu terpajang didinding ruang tamu rumah lama sebelum terjadinya kebakaran yang menghanguskan seluruh isi rumah termasuk semua foto penting dan bersejarah yang ada diruangan itu. Salah satunya adalah momen dimana beliau terlihat bersalaman langsung dengan Kepala Negara dan Ibu Negara bersama Ibu Hj. Indok Memme' dan menerima penghargaan langsung dari Bapak Presiden.
Semuanya tentu tidak terlepas dari Dedikasi beliau dan juga kerja keras bersama segenap lapisan Masyarakat, walaupun kita belum meraih trophy pada waktu itu tapi setidaknya, kita bisa dikenal sebagai Desa Teladan dan Terbaik 1 untuk tingkat Provinsi Jambi. Dan sejak masa kepemimpinannya, kita melihat Beliau sangat di hormati dan disegani, tak hanya di Kabupaten tanjung jabung tapi juga dijambi, sampai sampai beliau dinobatkan sebagai Tokoh dan Sesepuh Kepala Desa Seprovinsi Jambi.
Itulah sekilas kisah orang tua kita Bapak H. M. Saing Upe yang kita tau pada saat ini sedang memasuki masa masa senjanya.Kita semua berdoa Semoga beliau tetap sehat dan panjang Umur. Aamiiin.
Penulis : Abdul Aziz Amhas.
(sumberberitadapatdipercaya)
Edior : A. Rachman.
FOLLOW THE WARTA MASSA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow WARTA MASSA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram