Selasa, 04 Agustus 2020

Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan Di Tanjab Barat

Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan Di Tanjab Barat

Saat Memberikan materi
Tanjab Barat, WARTA MASSA - KKI Warsi dan Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi menyelenggarakan Workhsop Sosialisasi Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di Ruang Utama Bappeda Tanjabbar yang dihadiri berbagai stakeholder terkait mangrove dan pesisir. Dalam kesempatan ini Kepala Bappeda Tanjabbar Firdaus Khatab menyebutkan mangrove memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat pesisir. Tercatat 4.000 ha kawasan pesisir yang terdata sebagai hutan mangrove yang sangat potensil untuk dikembangkan dan dikelola secara berkelanjutan di Tanjabar.

Saat ini, sejumlah kegiatan sudah dilakukan misalnya pengembangan mangrove di Pangkalan Babu Desa Tungkal I Kabupaten Tungkal Ilir. Pada kawasan ini, pemkab sudah mengembangkan kegiatan ekowisata yang berkelanjutan.

Suasana Workhsop 
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Tanjabbar Okto Riadi menyebutkan bahwa mangrove merupakan kawasan potensial yang dikelola dengan baik. Dalam pengelolaan mangrove yang perlu ditekankan adalah pengelolaan ekosistem bekelanjutan yang memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Dengan kegiatan ini, dharapkan mampu mengentaskan kemiskinan di pesisir, sekaligus meningkatkan kualitas mangrove. 

Sejauh ini, masyarakat pesisir sudah mengelola mangrove dengan berkelanjutan, dibuktikan dengan adanya penanaman mangrove yang terus menerus. Mangrove dengan aneka fungsinya diantaranya sebagai pencegah banjir rob, tempat pemijahan ikan dan hewan laut, juga fungsi lainnya sehingga masyarakat terikat kuat dengan fungsi-fungsi ini. Dengan hutan mangrove yang terelihara dengan baik ini potensi ke depan yang bisa dimanfaatkan adalah karbon biru.

“Selama ini kita berfikir untuk mengelola mangrove berkelanjutan, fokus pada aspek ekologi, namun kita masih belum fokus pada pengembangan ekonomi, padahal ekonomi sangat penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, ini yang harus segara kita selesaikan,”kata Okto.

Dengan pola ini, maka mangrove dengan pengelolaannya harusnya mampu mengentaskan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi yang mendukung ekologi kawasan. Salah satu yang dikembangkan adalah pengembangan ekowisata. Misalnya di Pangkalan Babu Tungkal I. “Kita ingin mangrove bisa berkembang menjadi kawasan ekowisata alam. Untuk pengelolaan ekowisata ini, dan menghindarkan kerusakan mangrove maka pembuatan jalur tacking mangrove juga mengacu pada standar dan disertifikasi bahwa jalur yang dibuat tidak merusak dan mengurangi nilai ekologi mangrove,”kata Okto.

Kepala Dinas Perikanan Tanjabbar Netti menyebutkan, pesisir potensi yang sangat besar bagi daerah. Satu diantaranya sebagai potensi karbon biru, karbon yang mampu diserap dan tersimpan dalam ekosistem laut dan pesisir. Karbon biru berperan penting untuk mitigasi perubahan iklim. Untuk itu pengelolaan mangrove dan pesisir timur menjadi sangat penting, termasuk dalam poros maritim dunia.

“Berkaitan dengan itu, pengelolaan pesisir dan mangrove harus melibatkan berbagai dimensi, yaitu dimensi dimensi lingkungan hidup, dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi kemitraan. Ini penting untuk melindungi mangrove dan pesisir sehingga bisa berkontribusi nyata pada pengembangan karbon biru, dalam kerangka perlindungan dan pemanfaatan kesatuan mangrove,”kata Neti.

Untuk itu ke depan penting membuat aktion plan, yang mengembangkan fungsi mangrove, ekonomi sosial dan ekologis. Selama ini kegiatan banyak untuk ekologis, kedepan fungsi ekonomi, wisata dan mengembangkan ekowsiseri, budidaya laut juga harus terus dikembangkan dengan prinsip tidak merusak mangrove. “Ini penting untuk memulihkan biota pesisir seperti kerang, kepiting, udang yang hari ini semakin berkurang dan terancam punah,” kata Neti.

Untuk pengelolaan kawasan ini perku adanya dukungan semua pihak dengan status hukum yang jelas. Tetkait dengan status kawasan mangrove Pangkalan Babu, yang berada di kawasan ÀPL, namun dikelola oleh masyarakat secara berkelanjutan. Sebagaimana diungkapkan oleh Kelompok Tani Bakau Letari Pangkalan Babu. Perlindungan kawasan menjadi penting. Untuk menjawab ini,Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh mengusulkan untuk mendorong Kawasan Ekosistem Esensial selalu penyangga Cagar Alam Sungai Dualap Betara (KKI Warsi).

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2024 WARTA MASSA | All Right Reserved